Ki Hadjar Dewantara Eksplorasi Konsep & Pemikiran

Ki Hadjar Dewantara “Pembelajar Merdeka” yang dapat menginternalisasi semboyan “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”.

Potret pendidikan Indonesia sejak zaman kolonial hingga kini

 Perjalanan Pendidikan Indonesia sebelum kemerdekaan dan peran sekolah Taman Siswa sejak pendiriannya di tahun 1922. 

Silahkan Tulis pada kolom komentar

Bagian mana yang paling menarik? Mengapa?

Apa tujuan pendidikan yang dapat dilihat dari video ini pada zaman Kolonial?

Apa persamaan dan perbedaan antara situasi Pendidikan jaman Kolonial dan situasi Pendidikan Indonesia saat ini?

Potret pendidikan Indonesia sejak zaman kolonial hingga kini

Ki Hadjar Dewantara dan sampai sekarang berprinsip masih tetap pembelajaran berpusat pada siswa

Bagian yang paling menarik adalah saat anak pergi ke sekolah dengan pakaian bebas seragam waktu 0.41 pada video. Mengapa? Karena di Kota Batam perhelatan tentang uang baju/seragam sampai membawa kepala sekolah dan ketua panitia penerimaan siswa baru berurusan dengan hukum di meja pengadilan. Dan lepas dari ASNnya. Hal-hal seperti ini sebaiknya tidaklah perlu di urus sekolah biarkan ranah baju itu merupakan hak individual sesuai dengan kemerdekaan belajar dan kebersihan. Dari anak memakai warna baju sesuai dengan kebutuhannya bisa sedikit kita mengenal karakter anak. Satu lagi tahun 1922 berdiri perguruan taman siswa ada sebagai kemerdekaan dan kebebasan budaya bangsa. Mengapa? Karena disanalah awal pembelajaran pendidikan bangsa kita oleh bapak KHD dan sampai sekarang berprinsip masih tetap pembelajaran berpusat pada siswa.

Baca Juga :

Kesadaran Diri – Pengenalan Emosi

Mindfulness dan Cara Kerja Otak

Perbedaan seragam (pakaian bebas) pada zaman tersebut merupakan suatu kesenjangan. Dari perbedaan/kebebasan seragam tersebut sangat nampak jelas perbedaan kasta antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Jika itu diterapkan pada saat ini, dengan tujuan mengenal karakter siswa, hal tersebut sangatlah tidak mendukung. Bahkan bisa memicu kesenjangan ekonomi dan kasta masing-masing. Terjadinya masalah tentang perhelatan seragam di Kota Batam, menurut saya tergantung dari manajemen dari suatu sekolah dan sosialisasi dengan pihak orang tua. Jika memang tidak ada embel-embel yang mengarah ke hal yang tidak sesuai dengan SOP yang diterapkan, maka semuanya akan baik-baik saja.

Lihat Juga:

Contoh Soal Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) pada Tingkat Dasar.

Contoh Soal Operasi Bilangan dengan mengaplikasikan dalam perubahan suhu

Contoh Soal Mengurutkan Bilangan Bulat dalam Bentuk Besaran Suhu

Ki Hadjar Dewantara berinisiatif membuat lembaga pendidikan Taman Siswa

Kala itu, pendidikan sangat jauh dari kata merata. orang-orang pribumi yang tergolong ekonomi lemah tidak diizinkan untuk bersekolah. Pada vidio ini Ki Hajar Dewantara berinisiatif membuat lembaga pendidikan Taman Siswa untuk merangkul kaum-kaum yang tidak dapat mengenyam bangku pendidikan. Gigihnya Ki Hajar Dewantara membuatnya diangkat sebagai Menteri Pendidikan pasca merdeka. Bahkan dia dikenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia. Pada vidio ini jelas bahwa tidak semua dapat menikmati pendidikan, namun pada saat sekarang pemerintah sudah mengharuskan semua dapat mengenyam pendidikan. namun yang menjadi pertanyaan apakah pendidikan saat ini sudah benar-benar Merdeka Belajar?

Baca Juga :

Apakah Pembelajaran Sosial-Emosional?

Paket Modul 1.4 Pendidikan Guru Penggerak

Bagian yang menarik pada video tersebut adalah dimana pemerintah daerah membuka pendidikan atau sekolah akan tetapi itu hanya untuk orang-orang tertentu dan ilmu pun yang diberikan adalah ilmu yang seadanya. Mereka yang telah mengenyam pendidikan di peruntukan untuk keperluan keperluan tertentu misalnya untuk calon Pegawai saja. Persamaan yang terdapat pada video tersebut tentang situasi pendidikan saat sekarang ini tidak ada sama sekali bahkan perbedaannya di saat sekarang ini pendidikan terbuka untuk seluruh warga negara Republik Indonesia di mana pendidikan itu adalah sebuah kebersamaan yang hak seluruh rakyat Indonesia.

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *