3.1.a.4.2.Pengambilan dan Pengujian Keputusan

Moda: Mandiri

Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dalam permasalahan yang mereka hadapi dan bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses tersebut.

Bacalah sebuah artikel mengenai konsep pengambilan dan pengujian keputusan. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, Anda harus memastikan bahwa keputusan yang Anda ambil adalah keputusan yang tepat. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah keputusan tersebut telah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar pengambilan keputusan secara etis.

Konsep Pengambilan dan Pengujian Keputusan

Untuk memandu kita dalam mengambil keputusan dan menguji keputusan yang akan diambil
dalam situasi dilema etika ataupun bujukan moral yang membingungkan, ada 9 langkah yang
dapat Anda lakukan. Anda dapat memilih salah satu dari kasus-kasus yang telah dibahas
sebelumnya di modul ini untuk Anda gunakan sebagai contoh.

  1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
    Mengapa langkah ini penting untuk Anda lakukan? Pertama, penting bagi kita untuk
    mengidentifikasi masalah yang sedang kita hadapi, alih-alih langsung mengambil
    keputusan tanpa menilainya dengan lebih saksama. Kedua, penting bagi kita untuk
    memastikan bahwa masalah yang kita hadapi memang betul-betul berhubungan dengan
    aspek moral, bukan sekedar masalah yang berhubungan dengan sopan santun dan
    norma sosial.
    Tidak mudah untuk bisa mengenali hal ini. Kalau kita terlalu berlebihan, kita bisa
    terjebak dalam situasi seolah-olah kita terlalu mendewakan aspek moral, sehingga kita
    akan mempermasalahkan kesalahan-kesalahan kecil. Sebaliknya bila kita terlalu
    permisif, maka kita bisa menjadi apatis dan tidak bisa mengenali aspek-aspek
    permasalahan etika dalam masalah yang sedang kita hadapi..
  2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
    Bila kita telah mengenali bahwa ada masalah moral di situasi yang sedang kita hadapi,
    pertanyaannya adalah dilema siapakah ini? Bukan berarti kalau permasalahan tersebut
    bukan dilema kita, maka kita menjadi tidak peduli. Karena kalau permasalahan ini sudah
    menyangkut aspek moral, kita semua seharusnya merasa terpanggil.
  3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.
    Proses pengambilan keputusan yang baik membutuhkan data yang lengkap dan detail;
    apa yang terjadi di awal situasi tersebut, bagaimana hal itu terkuak, apa yang akhirnya
    terjadi, siapa berkata apa pada siapa, kapan mereka mengatakannya. Data-data tersebut

Simak Juga : Lengkap Materi Pelatihan Guru Penggerak

penting karena dilema etika tidak bersifat teoritis, namun ada faktor-faktor pendorong
dan penarik yang mempengaruhi situasi tersebut, sehingga data yang detail akan
menjelaskan alasan seseorang melakukan sesuatu dan bisa juga mencerminkan
kepribadian seseorang dalam situasi tersebut. Kita juga harus bisa menganalisis hal-hal
apa saja yang potensial yang bisa terjadi di waktu yang akan datang.

  1. Pengujian benar atau salah
  2. Uji Legal
    Pertanyaan penting di uji ini adalah apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi
    itu? Bila jawabannya adalah iya, maka situasi yang ada bukanlah antara benar lawan
    benar (dilema etika), namun antara benar lawan salah (bujukan moral). Keputusan yang
    harus diambil dalam situasi adalah pilihan antara mematuhi hukum atau tidak, dan
    keputusan ini bukan keputusan yang berhubungan dengan moral.
  3. Uji Regulasi/Standar Profesional
    Bila situasi yang dihadapi adalah dilema etika, dan tidak ada aspek pelanggaran hukum
    di dalamnya, mari kita uji, apakah ada pelanggaran peraturan atau kode etik di
    dalamnya. Konflik yang terjadi pada seorang wartawan yang harus melindungi sumber
    beritanya, seorang agen real estate yang tahu bahwa seorang calon pembeli potensial
    sebelumnya telah dihubungi oleh koleganya? Anda tidak bisa dihukum karena melanggar
    kode etik profesi Anda, tapi Anda akan kehilangan respek sehubungan dengan profesi
    Anda.
  4. Uji Intuisi
    Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi Anda dalam merasakan
    apakah ada yang salah dengan situasi ini. Apakah tindakan ini mengandung hal-hal yang
    akan membuat Anda merasa dicurigai. Uji intuisi ini akan mempertanyakan apakah
    tindakan ini sejalan atau berlawanan dengan nilai-nilai yang Anda yakini. Walaupun
    mungkin Anda tidak bisa dengan jelas dan langsung menunjuk permasalahannya ada di
    mana. Langkah ini, untuk banyak orang, sangat umum dan bisa diandalkan untuk melihat

dilema etika yang melibatkan dua nilai yang sama-sama benar.

  1. Uji Publikasi
    Apa yang Anda akan rasakan bila keputusan ini dipublikasikan di media cetak maupun
    elektronik dan menjadi viral di media sosial. Sesuatu yang Anda anggap merupakan
    ranah pribadi Anda tiba-tiba menjadi konsumsi publik? Coba Anda bayangkan bila hal itu
    terjadi. Bila Anda merasa tidak nyaman kemungkinan besar Anda sedang menghadapi
    benar situasi benar lawan salah atau bujukan moral.
  2. Uji Panutan/Idola
    Dalam langkah ini, Anda akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang
    yang merupakan panutan Anda, misalnya ibu Anda. Tentunya di sini fokusnya bukanlah
    pada ibu Anda, namun keputusan apa yang kira-kira akan beliau ambil, karena beliau
    adalah orang yang menyayangi Anda dan orang yang sangat berarti bagi Anda.
    Yang perlu dicatat dari kelima uji keputusan tadi, ada tiga uji yang sejalan dengan prinsip
    pengambilan keputusan yaitu:
    Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking) yang
    tidak bertanya tentang konsekuensi tapi bertanya tentang prinsip-prinsip yang
    mendalam.
    Uji publikasi, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based
    Thinking) yang mementingkan hasil akhir.
    Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (CareBased Thinking), dimana ini berhubungan dengan golden rule yang meminta Anda
    meletakkan diri Anda pada posisi orang lain.
    Bila situasi dilema etika yang Anda hadapi, gagal di salah satu uji keputusan tersebut atau
    bahkan lebih dari satu, maka sebaiknya jangan mengambil resiko membuat keputusan
    yang membahayakan atau merugikan diri Anda karena situasi yang Anda hadapi
    bukanlah situasi moral dilema, namun bujukan moral
  1. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.
    Dari keempat paradigma berikut ini, paradigma mana yang terjadi di situasi yang sedang
    Anda hadapi ini?

Simak Juga video : Demonstrasi Kontekstual Pemikiran Filosofis Ki Hadjar Dewantara dalam Karya

  • Individu lawan masyarakat (individual vs community)
  • Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
  • Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
  • Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
    Pentingnya mengidentifikasi paradigma ini, bukan hanya mengelompokkan
    permasalahan, namun membawa penajaman bahwa situasi yang Anda hadapi betulbetul mempertentangkan antara dua nilai-nilai inti kebajikan yang sama-sama penting.
  1. Melakukan Prinsip Resolusi
    Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai?
    Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
    Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
    Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
  2. Investigasi Opsi Trilema
    Dalam mengambil keputusan, seringkali ada 2 pilihan yang bisa kita pilih. Terkadang kita
    perlu mencari opsi di luar dari 2 pilihan yang sudah ada. Kita bisa bertanya pada diri kita,
    apakah ada cara untuk berkompromi dalam situasi ini. Terkadang akan muncul sebuah
    penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di
    tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah. Itulah yang dinamakan investigasi
    opsi trilema.
  3. Buat Keputusan
    Akhirnya kita akan sampai pada titik di mana kita harus membuat keputusan yang
    membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya
  1. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan
    Ketika keputusan sudah diambil. Lihat kembali proses pengambilan keputusan dan ambil
    pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya.
    Perlu kita ingat bahwa 9 langkah pengambilan keputusan ini adalah panduan, bukan sebuah
    metode yang kaku dalam penerapannya. Pengambilan keputusan ini juga merupakan
    keterampilan yang harus diasah agar semakin baik. Semakin sering kita berlatih
    menggunakannya, kita akan semakin terampil dalam pengambilan keputusan. Hal yang penting
    dalam pengambilan keputusan adalah sikap yang bertanggung jawab dan mendasarkan
    keputusan pada nilai-nilai kebajikan universal.
    Artikel disarikan dari Buku “How Good People Make Tough Choices: Resolving the Dilemmas of
    Ethical Living, Rusworth M.Kidder, 1995, USA: HarperCollins Publisher
Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *