Sistem Pendidikan di Jepang
Ujian nasional untuk siswa SMA
Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jepang mengalami pengalaman pendidikan yang berbeda dari siswa di negara lain. Berikut beberapa poin tentang siswa SMA di Jepang:
- Usia dan Jenjang: Siswa SMA di Jepang umumnya berusia antara 15 hingga 18 tahun. Mereka menghadiri SMA selama 3 tahun.
- Kurikulum: Kurikulum SMA di Jepang mencakup mata pelajaran seperti bahasa Jepang, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, bahasa asing (biasanya bahasa Inggris), seni, dan pendidikan jasmani.
- Ujian Masuk Universitas: Siswa SMA di Jepang menghadapi ujian masuk universitas yang sangat kompetitif. Ujian ini memengaruhi pilihan universitas dan jurusan yang dapat mereka ikuti.
- Kegiatan Ekstrakurikuler: Siswa SMA di Jepang aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti klub olahraga, seni, dan sains. Klub olahraga seperti baseball, sepak bola, dan judo sangat populer.
- Persiapan untuk Masa Depan: Siswa SMA di Jepang mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah lulus, baik melanjutkan ke perguruan tinggi atau langsung bekerja.
Sistem penilaian di SMA Jepang
Di Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jepang, sistem penilaian memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dari sistem di negara lain. Berikut adalah beberapa poin penting tentang sistem penilaian di SMA Jepang:
- Ujian Masuk Universitas: Siswa SMA di Jepang menghadapi ujian masuk universitas yang sangat kompetitif. Ujian ini memengaruhi pilihan universitas dan jurusan yang dapat mereka ikuti.
- Kurikulum yang Berubah: Kurikulum SMA di Jepang sering berubah. Pada tingkat ini, sudah diadakan sistem penjurusan seperti di Indonesia. Sifat khas kurikulum SMA adalah kompleksnya pelajaran yang diajarkan. Contohnya, pelajaran bahasa Jepang yang mulai dikelompokkan menjadi literatur klasik dan modern.
- Pelajaran Bahasa Asing: Pelajaran bahasa asing seperti bahasa Inggris dan Jerman tidak diwajibkan dan hanya bersifat pilihan bagi murid.
- Pendidikan Estetika: Selain pendidikan akademik, pendidikan estetika berupa musik dan menggambar juga diajarkan dalam porsi besar di SMA.
- Tidak Ada Ujian Kenaikan Kelas: Sistem penilaian di SMA Jepang tidak menggunakan ujian kenaikan kelas. Siswa yang telah menyelesaikan proses belajar di kelas satu secara otomatis akan naik ke kelas dua, demikian seterusnya.
Kegiatan ekstrakurikuler yang tersedia di SMA Jepang
Di Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jepang, terdapat berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang menawarkan pengalaman berharga di luar jam pelajaran. Berikut adalah beberapa di antaranya:
- Klub Olahraga (Bukatsu): Klub olahraga sangat populer di kalangan siswa Jepang. Beberapa contoh klub olahraga meliputi:
- Baseball: Olahraga nasional Jepang.
- Sepak Bola: Populer di seluruh dunia.
- Judo: Seni bela diri Jepang.
- Tenis: Baik tenis lapangan maupun meja.
- Atletik: Lari, lompat, dan lempar.
- Klub Seni (Geijutsu): Bagi yang tertarik dengan seni, ada berbagai klub seni, seperti:
- Seni Tari: Balet, tari tradisional Jepang, atau tari modern.
- Seni Musik: Band, paduan suara, atau orkestra.
- Seni Rupa: Menggambar, melukis, atau kaligrafi.
- Klub Sains (Kagaku): Siswa dapat mengembangkan minat dalam ilmu pengetahuan melalui klub sains, seperti:
- Klub Astronomi: Mempelajari bintang dan planet.
- Klub Biologi: Eksperimen dan penelitian tentang makhluk hidup.
- Klub Fisika: Eksperimen dan teori fisika.
- Klub Musik (Ongaku): Bagi yang berbakat dalam musik, ada klub musik yang mencakup berbagai alat musik dan genre.
- Klub Kesenian Tradisional: Beberapa sekolah juga memiliki klub kesenian tradisional, seperti upacara teh, kaligrafi, atau ikebana (seni merangkai bunga).
- Klub Keterampilan Hidup (Kōtsū Kōgei): Termasuk memasak, pertukangan, dan keterampilan praktis lainnya.
Sistem seleksi masuk universitas di Jepang
Di Sekolah Menengah Atas (SMA) di Jepang, sistem penilaian memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dari sistem di negara lain. Berikut adalah beberapa poin penting tentang sistem penilaian di SMA Jepang:
- Ujian Masuk Universitas Jepang untuk Mahasiswa Asing (EJU): EJU adalah ujian yang mengukur kemampuan bahasa Jepang dan kemampuan akademis dasar (IPA, Japan and the World, dan Matematika) mahasiswa asing yang ingin melanjutkan pendidikan ke universitas di Jepang. Lebih dari 60% universitas di Jepang menggunakan hasil EJU untuk bahan penyaringan pendaftar. Keuntungan mengikuti EJU adalah ada universitas yang mulai menerapkan sistem “Penerimaan Masuk Sebelum Keberangkatan ke Jepang (Pre-Arrival Admission)” menggunakan hasil EJU dan Sistem Reservasi Beasiswa untuk mahasiswa dengan hasil EJU yang bagus. Ujian EJU berlaku selama 2 tahun.
- Ujian Masuk Universitas Jepang untuk Mahasiswa Asing (EJU): EJU adalah ujian untuk mengukur kemampuan bahasa Jepang dan kemampuan akademis dasar (IPA, Japan and the World, dan Matematika) mahasiswa asing yang ingin melanjutkan pendidikan ke universitas di Jepang. Tidak ada batasan umur dan jumlah untuk mengikuti ujian. Hasil nilai EJU berlaku selama 2 tahun. Lebih dari 60% universitas di Jepang menggunakan hasil EJU untuk bahan penyaringan pendaftar.
- Ujian JLPT (Japanese Language Proficiency Test): Ujian ini mengukur kemampuan bahasa Jepang siswa asing. Hasil ujian JLPT sering digunakan sebagai salah satu syarat masuk universitas di Jepang.
- Ujian dari The National Center Test for University Admissions di Jepang: Ujian ini merupakan bagian dari seleksi masuk universitas di Jepang. Hasil ujian ini digunakan oleh banyak universitas sebagai kriteria penyaringan pendaftar.
Persyaratan pendaftaran untuk universitas di Jepang
Persyaratan pendaftaran untuk universitas di Jepang dapat bervariasi tergantung pada universitas dan program studi yang diminati. Namun, berikut adalah beberapa persyaratan umum yang sering diperlukan:
- Dokumen Identitas: Calon mahasiswa harus menyediakan fotokopi paspor yang masih berlaku.
- Ijazah SMA atau Setara: Calon mahasiswa harus memiliki ijazah Sekolah Menengah Atas (SMA) atau setara. Ijazah ini harus diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang jika diperlukan.
- Transkrip Nilai: Transkrip nilai dari SMA atau setara juga diperlukan.
- Ujian Masuk Universitas: Calon mahasiswa harus mengikuti ujian masuk universitas yang biasanya mencakup mata pelajaran seperti bahasa Jepang, matematika, dan ilmu pengetahuan.
- Bukti Kemampuan Bahasa Jepang: Jika program studi yang diminati menggunakan bahasa Jepang sebagai medium pengajaran, calon mahasiswa harus menunjukkan kemampuan bahasa Jepang dengan mengikuti ujian seperti Examination for Japanese University Admission for International Students (EJU) atau Japanese Language Proficiency Test (JLPT).
- Surat Rekomendasi: Beberapa universitas meminta surat rekomendasi dari guru atau kepala sekolah.
- Biaya Pendaftaran: Calon mahasiswa harus membayar biaya pendaftaran yang ditetapkan oleh universitas.
Cara mendaftar ke universitas di Jepang
Cara mendaftar ke universitas di Jepang bervariasi tergantung pada universitas dan program studi yang diminati. Berikut adalah langkah-langkah umum yang perlu diikuti:
- Hubungi International Office Kampus di Jepang: Setelah menemukan program kuliah yang diinginkan di Jepang, hubungi international office untuk menanyakan tentang pendaftaran. Masing-masing universitas memiliki peraturan dan proses pendaftaran yang berbeda. Pertanyaan yang perlu ditanyakan kepada International Office sebelum mendaftar meliputi:
- Apakah saya memenuhi syarat untuk mengambil program kuliah ini?
- Apakah saya bisa mendaftar secara online? Jika tidak, kemana saya harus mengirimkan pendaftaran saya?
- Dokumen apa saja yang dibutuhkan? Kemana dokumen tersebut dikirimkan/ditujukan?
- Kapan batas akhir pendaftaran?
- Dokumen untuk Pendaftaran Kuliah di Jepang:
- Paspor yang masih berlaku.
- Bukti kesanggupan finansial selama durasi program kuliah.
- Setidaknya telah mengikuti pendidikan 12 tahun di negara asal, atau bukti telah menyelesaikan program pre-university/foundation untuk program sarjana, atau penyelesaian gelar sarjana jika ingin mendaftar ke program pascasarjana.
- Persiapkan yang Kamu Perlukan untuk Kuliah di Jepang:
- Mampu berbicara, membaca, dan menulis dalam Bahasa Jepang (tergantung program kuliah, beberapa ada yang berbahasa pengantar Bahasa Inggris). Sangat disarankan untuk mempelajari Bahasa Jepang dan mengambil tes JLPT jika ingin kuliah ke Jepang.
- Surat rekomendasi dari Kedutaan Jepang di negara asal.
- Surat rekomendasi dari universitas jika ingin mengikuti program pertukaran/program jangka panjang.
- Paling tidak satu surat referensi dari guru atau pembimbing.
- Nilai lulus dalam ujian masuk universitas.
- Ujian Masuk Universitas di Jepang:
- Ujian ini biasanya diadakan dua kali dalam setahun (biasanya di bulan Juni dan November). Semua calon mahasiswa Jepang harus mengikuti ujian masuk, dan ujian mereka jauh lebih susah daripada ujian yang diperuntukkan bagi mahasiswa internasional. Bagi mahasiswa internasional, biasanya akan ada proses wawancara untuk menempuh studi pascasarjana di Jepang (S2 / S3), tergantung dengan program studi yang kamu daftar. Sebelumnya, pastikan dengan pihak universitas apakah kamu perlu mengikuti ujian ini. Jika perlu, konfirmasikan juga jadwal ujian.
Biaya kuliah di Universitas Jepang
Biaya kuliah di Jepang bervariasi tergantung pada jenjang pendidikan dan jenis universitas yang dipilih. Berikut adalah beberapa estimasi biaya kuliah di Jepang:
- Program Sarjana (S1):
- Universitas negeri biasanya memerlukan biaya sekitar ¥540,000 hingga ¥750,000 per tahun.
- Universitas swasta cenderung lebih mahal, dengan biaya sekitar ¥1,000,000 hingga ¥2,000,000 per tahun.
- Biaya pendaftaran biasanya berkisar antara ¥30,000 hingga ¥100,000.
- Program Pascasarjana (S2 dan S3):
- Biaya kuliah untuk program pascasarjana lebih rendah daripada program sarjana, dengan estimasi sekitar ¥515,000 hingga ¥1,250,000 per tahun.
- Biaya pendaftaran untuk program pascasarjana berkisar antara ¥25,000 hingga ¥100,000.
Baca Juga :
Peraturan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Nomor 2626/B/HK.04.01/2023
Personalisasi Pembelajaran dengan Deep Learning: Solusi untuk Tantangan Pendidikan Modern