
Budaya Batak Toba atas Kelahiran
a. Mengharoani (menyambut tibanya sang anak).
Mengharoani (menyambut tibanya sang anak). : sesudah lahir anak-anak yang dalam penantian itu, ada kalanya diadakan lagi makan bersama ala kadarnya di rumah keluarga yang berbahagia itu. Ada juga yang menyebutnya dengan istilah mamboan aek si unte karena pihak hula-hula membawa makanan yang akan memperlancar air susu sang ibu. Makna spiritualitas yang terkandung adalah yaitu menunjukkan kedekatan dari hula-hula terhadap si anak yang baru lahir dan juga terhadap si ibu maupun ayah dari si anak itu.
“Mengharoani” adalah istilah dalam bahasa Batak Toba sebagai “menyambut tibanya sang anak.” Ini mencerminkan tradisi dan upacara dalam budaya Batak Toba untuk merayakan kelahiran anak baru. Berikut adalah beberapa elemen yang mungkin terlibat dalam acara “Mengharoani” atau menyambut tibanya sang anak dalam budaya Batak Toba:
Perlu bahwa detail dan elemen-elemen acara Mengharoani dapat bervariasi antar keluarga dan komunitas dalam budaya Batak Toba. Faktor-faktor seperti keyakinan agama, tradisi keluarga, dan preferensi pribadi dapat memengaruhi bagaimana acara ini berjalan.
Baca Juga :
Mengharoani atau menyambut tibanya sang anak dalam budaya Batak Toba:
- Doa dan Upacara Adat: Keluarga sering melibatkan doa-doa khusus dan upacara adat sebagai bagian dari acara Mengharoani. Tetua adat atau pemimpin masyarakat mungkin dipanggil untuk memimpin doa dan memberikan berkat kepada bayi yang baru lahir.
- Pemberian Nama Resmi: Acara Mengharoani juga dapat menjadi waktu yang tepat untuk memberikan nama resmi kepada bayi. Pemberian nama ini mungkin melibatkan pertimbangan khusus, termasuk faktor-faktor seperti keadaan cuaca, waktu kelahiran, atau peristiwa khusus yang terjadi saat itu.
- Upacara Potong Rambut Pertama: Potong rambut pertama bagi bayi juga bisa menjadi bagian dari acara Mengharoani. Ini sebagai simbol kebersihan dan perlindungan bagi bayi.
- Pemberian Hadiah: Keluarga dan teman-teman sering memberikan hadiah kepada bayi yang baru lahir sebagai tanda kebahagiaan dan dukungan. Hadiah-hadiah ini bisa berupa pakaian, perlengkapan bayi, atau barang-barang lain yang bermanfaat.
- Ziarah ke Tempat Ibadah: Sebagai ungkapan rasa syukur dan permohonan berkat, keluarga baru mungkin melakukan ziarah ke tempat ibadah, seperti gereja atau tempat suci lainnya. Ini dapat melibatkan doa-doa khusus dan ritual keagamaan.
- Pesta dan Jamuan: Setelah upacara adat, keluarga sering mengadakan pesta kecil atau jamuan makan sebagai bentuk perayaan. Makanan tradisional Batak Toba tersaji, dan keluarga besar mungkin terundang untuk merayakan bersama.
- Pemberian Uang atau Emas: Beberapa keluarga Batak Toba mungkin memberikan uang atau perhiasan emas sebagai hadiah kepada bayi yang baru lahir. Ini dapat bermanfaat sebagai investasi atau warisan untuk masa depan.
b. Mengallang Esek-esek (menikmati makanan kedatangan anak lahir)
Mengallang Esek-esek (menikmati makanan kedatangan anak lahir) : keluarga yang mendapat anak ini akan mempunyai kebahagiaan yang luar biasa untuk menunjukkan kebahagiaan itu, pihak keluarga akan memotong ayam dan memasak nasi kemudian memanggil para tetangga sekaligus kerabat walaupun tengah malam ataupun dini hari untuk makan atau syukuran. Kalau di daerah Silindung penamaannya mangallang indahan esek-esek. Jamuan ini biasanya hanya bersifat apa adanya, sebagai ungkapan sukacita yang spontan dan tulus dari suatu komunitas yang saling mengasihi atas kehidupan baru.
Sementara itu selama satu minggu pada malam, para bapak bergadang atau ”melek-melekkan” sambil berjudi. Ini bertujan untuk menjaga si bayi dan ibunya dari kemungkinan ancaman kepada si bayi dan ibunya karena setelah melahirkan tubuh si ibu dan si bayi pastilah masih sangat rentan atau lemah. Makna spiritualitas yang terkandung adalah sebagai ungkapan sukacita terhadap warga yang sekampung dengan si anak yang baru lahir itu sehingga warga kampung tahu ada kebahagiaan dalam suatu keluarga, saat ini melek-melekan ini di banyak tempat seperti perkotaan sudah banyak terabaikan orang.