Sistem Pendidikan di Jepang
Sistem pendidikan di Jepang memiliki sejarah yang panjang dan unik. Berikut beberapa poin penting tentang sistem pendidikan di Jepang:
- Struktur Pendidikan: Sistem pendidikan di Jepang terdiri dari beberapa tingkatan:
- TK (Taman Kanak-Kanak): Pendidikan pra-sekolah untuk anak-anak usia 3 hingga 6 tahun.
- SD (Sekolah Dasar): Pendidikan dasar selama 6 tahun.
- SMP (Sekolah Menengah Pertama): Pendidikan menengah selama 3 tahun.
- SMA (Sekolah Menengah Atas): Pendidikan menengah atas selama 3 tahun.
- Universitas: Pendidikan tinggi selama 4 tahun (atau lebih, tergantung jurusan).
- Format 6-3-3-4: Jepang mengikuti format pendidikan 6-3-3-4, yang berarti 6 tahun di SD, 3 tahun di SMP, 3 tahun di SMA, dan 4 tahun di universitas.
- Peran Monbukagakusho (MEXT): Monbukagakusho, juga terkenal sebagai MEXT (Ministry of Education, Culture, Sports, Science, and Technology), mengawasi pendidikan di Jepang.
- Fokus pada Karakter dan Literasi: Pendidikan di Jepang tidak hanya tentang akademik, tetapi juga karakter, disiplin, dan literasi. Siswa belajar nilai-nilai seperti tanggung jawab, kerjasama, dan etika.
- Makan Siang Gratis: Sekolah di Jepang menyediakan makan siang gratis untuk semua siswa dan guru.
- Pendidikan Wanita: Peran wanita dalam pendidikan terus berkembang. Wanita Jepang kini memiliki kesempatan yang sama untuk pendidikan tinggi.
Sistem pendidikan di Jepang terdiri dari empat jenjang:
- Pendidikan dasar (Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama)
- Pendidikan menengah atas (Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan)
- Pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi dan Sekolah Vokasi)
Sistem pendidikan di Jepang menerapkan wajib belajar selama sembilan tahun. Wajib belajar ini berlaku untuk penduduk berusia 6 tahun hingga 15 tahun.
Sistem pendidikan di Jepang memiliki beberapa keunikan, antara lain:
- Siswa tidak mengikuti ujian sampai duduk di kelas 4.
- Fokus pada pendidikan karakter saat tiga tahun pertama.
- Siswa Jepang harus membersihkan sekolah sendiri.
- Wajib menggunakan seragam sekolah.
- Lokakarya setelah sekolah.
- Makan bersama guru di sekolah.
- Memiliki mata pelajaran kaligrafi Jepang dan puisi.
Pendidikan di Jepang mencakup pendidikan formal di sekolah, pendidikan moral di rumah, dan pendidikan masyarakat (pendidikan seumur hidup).
Sistem pendidikan SD Mata pelajaran
Sistem pendidikan Di Sekolah Dasar (SD) di Jepang, terdapat beberapa mata pelajaran . Berikut adalah beberapa di antaranya:
- Bahasa Jepang (Nihongo): Mata pelajaran ini meliputi membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Jepang.
- Matematika (Sūgaku): Siswa belajar konsep matematika dasar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
- Ilmu Pengetahuan Alam (Shizen Kagaku): Mata pelajaran ini mencakup pengetahuan tentang alam, lingkungan, dan sains.
- Ilmu Pengetahuan Sosial (Shakai): Siswa mempelajari tentang masyarakat, sejarah, geografi, dan budaya Jepang.
- Seni (Geijutsu): Siswa belajar seni visual, musik, dan tari.
- Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Taiiku): Mata pelajaran ini melibatkan aktivitas fisik, olahraga, dan kesehatan.
- Pendidikan Agama (Shūkyō): Siswa memahami nilai-nilai agama dan etika.
- Bahasa Inggris (Eigo): Beberapa sekolah dasar juga mengajarkan dasar-dasar bahasa Inggris.
Sistem pendidikan di Jepang – Sistem penilaian SD
Di Sekolah Dasar (SD) di Jepang, sistem penilaian memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dari sistem di negara lain. Berikut adalah beberapa poin penting tentang sistem penilaian di SD Jepang:
- Tidak Ada Ujian Kenaikan Kelas: Di Jepang, tidak ada ujian kenaikan kelas di SD. Siswa yang menyelesaikan satu tahun pelajaran secara otomatis naik ke kelas berikutnya. Ini bertujuan untuk mengurangi tekanan pada siswa dan memfokuskan pada perkembangan keseluruhan.
- Mata Pelajaran Kebiasaan Hidup: Di kelas 1 dan 2, siswa belajar mata pelajaran kebiasaan hidup. Tujuannya adalah mengenalkan dan membiasakan anak-anak pada pola hidup mandiri, seperti cara buang air besar sendiri, gosok gigi, dan makan.
- Fokus pada Bahasa Jepang dan Matematika: Mata pelajaran utama di SD Jepang adalah bahasa Jepang dan matematika. Kedua mata pelajaran ini memiliki porsi yang lebih besar daripada dengan pelajaran lainnya.
- Pendidikan Moral: Pendidikan moral tidak belajar secara khusus dalam mata pelajaran tertentu. Sebaliknya, nilai-nilai moral pembelajarannya oleh wali kelas sejam seminggu atau diintegrasikan melalui pelajaran lain. Pendidikan moral juga termasuk pendidikan agama (Kristen, Buddha, Shinto).
- Seni dan Estetika: Selain pendidikan akademik, seni (seperti musik dan menggambar) memiliki peran penting di kelas 1 dan 2. Jepang menghargai pendidikan yang mencakup aspek estetika.
- Tidak Ada Ujian Kenaikan Kelas: Sistem penilaian di SD Jepang tidak menggunakan ujian kenaikan kelas. Penilaian lebih berfokus pada perkembangan keseluruhan siswa.
Kegiatan ekstrakurikuler yang tersedia SD di Jepang
Di Sekolah Dasar (SD) di Jepang, terdapat beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang menawarkan pengalaman berharga di luar jam pelajaran. Berikut adalah beberapa di antaranya:
- Bukatsu (Klub Aktivitas): Istilah “Bukatsu” gunanya untuk menyebut ekstrakurikuler di Jepang. Klub ini mencakup berbagai bidang, dan siswa dapat mengembangkan kemampuan akademik dan sosialisasi melalui kegiatan ini. Contoh klub Bukatsu meliputi:
- Klub Olahraga: Seperti baseball, sepak bola, tenis, dan atletik.
- Klub Seni: Termasuk tari, musik, dan seni rupa.
- Klub Sains: Fokus pada eksperimen, penelitian, dan ilmu pengetahuan alam.
- Klub Musik/Band: Bagi yang tertarik dengan musik dan alat musik.
- Klub Kesenian: Seperti kaligrafi, menggambar, dan kerajinan tangan.
- Klub Sastra: Untuk penggemar membaca dan menulis.
- Klub Kegiatan Sosial: Termasuk kegiatan amal dan layanan masyarakat.
- Kegiatan Tradisional: Beberapa sekolah juga menawarkan kegiatan tradisional seperti pramuka, upacara teh, dan bela diri Jepang (misalnya judo atau kendo).
- Kegiatan Ilmiah: Ada kelompok belajar yang fokus pada pengetahuan ilmiah dan eksperimen.
- Kegiatan Kesenian: Siswa dapat mengasah kreativitas melalui seni tari, musik, dan seni visual.
- Kegiatan Sosial dan Pelayanan Masyarakat: Beberapa sekolah mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan amal dan membantu masyarakat.
- Kegiatan Keterampilan Hidup: Termasuk memasak, pertukangan, dan keterampilan praktis lainnya.
Sistem pendidikan Ujian nasional untuk siswa SD di Jepang
Informasi yang menyebutkan bahwa anak-anak sekolah dasar di Jepang tidak mendapat ujian hingga kelas VI adalah hoaks. Faktanya, mereka tetap mendapatkan ujian, meskipun baru masuk Taman Kanak-Kanak (TK). Ujian mulai untuk seleksi masuk ke TK dan menguji kemampuan siswa terkait bentuk, warna buah, angka, dan sikap sopan santun. Selain itu, siswa Sekolah Dasar (SD) kelas 1 sampai 6 juga tetap mendapatkan ujian mata pelajaran pada umumnya. Jadi, informasi tersebut tidak benar.
Persyaratan untuk mendaftar ke SD di Jepang
Persyaratan untuk mendaftar ke Sekolah Dasar (SD) di Jepang dapat bervariasi tergantung pada wilayah dan kebijakan sekolah. Namun, berikut adalah beberapa persyaratan umum yang biasanya :
- Kewarganegaraan: Calon siswa harus menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
- Usia: Siswa yang ingin mendaftar ke SD harus memenuhi batas usia yang telah tetap oleh pihak sekolah.
- Dokumen Identitas: Biasanya, calon siswa harus menyediakan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Akte Kelahiran sebagai bukti identitas.
- Pasfoto: Pasfoto terbaru ukuran 4,5 x 4,5 cm (dalam 6 bulan terakhir, latar putih, bukan hasil editing, dan jelas/tidak buram).
- Sertifikat Kesehatan: Calon siswa perlu mengajukan Surat Keterangan Dokter yang menyatakan bahwa mereka sehat.
- Surat Izin Orang Tua/Wali/Istri: Calon siswa harus mendapatkan izin dari orang tua atau wali untuk mengikuti program pendidikan di Jepang.
- Pendidikan Formal: Calon siswa harus memiliki ijazah Sekolah Dasar (SD) atau setara.
- Kesediaan Mengikuti Pelatihan Pra Pemberangkatan: Siswa harus bersedia mengikuti pelatihan pra pemberangkatan yang biasanya terselenggarakan oleh lembaga pendidikan terkait.
- Biaya: Siswa harus siap menanggung biaya transportasi, akomodasi, dan konsumsi selama proses seleksi dan pelatihan.
- Kesediaan Dipulangkan: Jika terbukti melakukan pelanggaran, siswa harus bersedia kembali pulangkan ke daerah asal dengan biaya sendiri.
Sistem pendidikan Ujian nasional untuk siswa SMP
Sistem pendidikan Ujian Nasional (UN) di Jepang menjadi momok bagi setiap siswa kelas 12 atau tahun ke-3 SMA di sana, termasuk juga bagi pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di negara tersebut sebagai Juu ni nensei. Meskipun ada ujian akhir sekolah, pada dasarnya semua siswa akan otomatis naik ke SMP. Begitu juga setelah 3 tahun di SMP, tidak ada ujian nasional.
Di Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Jepang, terdapat beberapa mata pelajaran. Berikut adalah beberapa di antaranya:
- Bahasa Jepang (Nihongo): Mata pelajaran ini meliputi membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Jepang.
- Matematika (Sūgaku): Siswa belajar konsep matematika seperti aljabar, geometri, dan statistik.
- Ilmu Pengetahuan Alam (Shizen Kagaku): Mata pelajaran ini mencakup pengetahuan tentang sains, biologi, fisika, dan kimia.
- Ilmu Pengetahuan Sosial (Shakai): Siswa mempelajari tentang sejarah, geografi, dan masyarakat Jepang.
- Bahasa Asing (Gaikokugo): Bahasa Inggris adalah mata pelajaran bahasa asing di SMP. Selain itu, ada pilihan bahasa asing lain seperti Jerman atau Prancis.
- Seni (Geijutsu): Siswa belajar seni visual, musik, dan seni rupa.
- Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Taiiku): Mata pelajaran ini melibatkan aktivitas fisik, olahraga, dan kesehatan.
- Keterampilan Hidup (Kōtsū Kōgei): Termasuk memasak, pertukangan, dan keterampilan praktis lainnya.
- Pendidikan Moral dan Etika (Dōtoku): Siswa memahami nilai-nilai moral dan etika.
- Pelajaran Pilihan: Ada mata pelajaran pilihan seperti ilmu komputer, musik, dan lainnya.
Jadi, siswa di SMP Jepang mendapatkan pendidikan yang holistik melalui berbagai mata pelajaran
Baca Juga :
Peraturan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Nomor 2626/B/HK.04.01/2023
Personalisasi Pembelajaran dengan Deep Learning: Solusi untuk Tantangan Pendidikan Modern